Kamis, 08 Maret 2012

NASEHAT SYEIKH BIN BAZ UNTUK PEMUDA ISLAM

Nasehat kepada Para Pemuda Islam…

Sesungguhnya tidak diragukan lagi, bahwa ‘waktu muda’ adalah nikmat Allah yang sangat besar yang diberikan kepada para hamba-Nya yang Allah kehendaki. Seseorang yang dianugerahi oleh Allah berupa nikmat ini, maka sungguh dia telah diberi kekuatan dan kesempatan untuk dapat memperbaiki amalan kehidupannya. Waktu muda merupakan tingkatan kehidupan yang paling agung, tingkatan dimana seseorang sudah mulai mampu untuk berpikir dan memahami, membedakan manakah hal yang bermanfaat bagi dirinya dan manakah hal yang bisa menjerumuskan dirinya dalam lembah kesengsaraan. Allah subhanahu wa ta’ala telah berfirman (yang artinya) :
“Allah, Dia-lah yang telah menciptakan kalian semua dari suatu kelemahan, kemudian Dia menjadikan kalian kuat setelah kelemahan tersebut. Kemudian Dia menjadikan setelah kekuatan itu (kembali) lemah dan beruban. Dia mencipatakan apa yang dikehendaki-Nya. Dan Dia Maha Mengetahui dan Maha Kuasa” (Ar Ruum:54)
Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sa’diy rahimahullah berkata dalam tafsir beliau tentang ayat ini : “Allah telah mengkhabarkan tentang keluasan ilmu-Nya, agungnya kekuasaan-Nya dan kesempurnaan hikmah-Nya, ketika Allah memulia penciptaan manusia dari suatu kelemahan, di mana hal ini merupakan tahapan awal dari penciptaan. Allah mencipatakan manusia dari nuthfah (air mani), kemudian menjadi ‘alaqoh (segumpal darah) kemudian menjadi mudhgoh (segumpal daging) sampai kemudian makhluk yang bernyawa dan menetap dalam rahim ibunya sampai bayi tersebut dilahirkan. Setelah itu, masa-masa yang dilewati merupakan masa-masa kelemahan dan belum memiliki kekuatan. Kemudian Allah terus menerus menambah kekuatan pada diri bayi tersebut sedikit demi sedikit, sehingga sampai pada tingakatan pemuda dan sempurnalah kekuatannya baik dhohir maupun bathin. Kemudian setelah itu, lama kelamaan seseorang akan berpindah kembali menjadi lemah, menjadi beruban dan tua renta.”
Saudaraku, lihatlah hadist Rasulullah shalallahu’alaihi wa salam, beliau menerangkan wajibnya seorang hamba untuk bersyukur atas nikmat Allah subhanahu wa ta’ala. Kita semuanya akan ditanya pertanggungjawaban kita atas nikmat-nikmat tersebut, termasuk nikmat ‘waktu muda’ kita. Dari shahabat Abu Barzah Al Aslamiy radhiallahu’anhu, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam bersabda:
“Tidak akan bergeser kedua telapak kaki seorang hamba pada hari kiamat sampai ditanya tentang empat hal : tentang umurnya, untuk apa dia habiskan; tentang ilmunya, untuk apa dia amalkan; tentang hartanya, dari mana dia peroleh dan kemana dia belanjakan; dan tentang jasadnya, untuk apa dia gunakan.” (HR. At-Tirmidziy no.2417).
Seseorang yang telah diberi nikmat oleh Allah ta’ala kelak akan ditanya dan diminta pertanggungjawaban atas nikmat dari Allah subhanahu wa ta’ala tersebut. Terlebih lagi adalah nikmat berupa waktu muda. Wahai Saudaraku… kita kemanakan waktu muda kita??? Sudah siapkah kita, berdiri di hadapan Allah ‘Azza wa Jalla untuk mempertanggungjawabkan seluruh nikmat kita di dunia???
Saudaraku, Jangan Menyerah…
Agama Islam telah memberikan pujian kepada para pemuda dan memotivasi mereka untuk tetap istiqomah di atas kebaikan. Terdapat suatu hadist yang menerangkan hal ini. Rasulullah shalallahu’alaihi wa salam telah bersabda (yang artinya):
“Tujuh golongan yang akan mendapatkan naungan dari Allah, pada suatu hari yang tidak ada naungan selain naungan tersebut : (pertama) Seorang pemimpin yang adil, (kedua) seorang pemuda yang tumbuh dalam ketaatan ibadah kepada Allah, (ketiga) seorang laki-laki yang hatinya senantiasa terkait dengan masjid, (keempat) dua orang yang saling mencintai karena Allah, berjumpa karena Allah dan berpisah karena Allah, (kelima) seorang laki-laki yang diajak bermaksiat oleh seorang perempuan yang memiliki kedudukan dan kecantikan, kemudian laki-laki tersebut berkata: ‘sesungguhnya aku takut kepada Allah’, (keenam) seorang yang bershadaqah, kemudian dia merahasiakan shadaqah tersebut, sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang dishadaqahkan oleh tangan kanannya, (ketujuh) seorang yang mengingat Allah dalam keadaan sendirian, kemudian berlinang air matanya.”(HR. Bukhari-Muslim)
Hadist yang agung ini menunjukkan betapa pentingnya nikmat ‘waktu muda’ yang diberikan oleh Allah subahanahu wa ta’ala, dan sudah sepantasnyalah bagi para pemuda Islam untuk memanfaatkan nikmat ini dan perhatian pada tingkatan kehidupan ini.
Rasulullah shalallahu’alaihi wa salam menyebutkan tujuh kelompok manusia yang akan mendapatkan perlindungan Allah subhanahu wa ta’ala, di bawah naungan ‘Arsy Allah Azza wa Jalla, pada hari di mana tidak ada perlindungan melainkan perlindungan dari Allah subhanahu wa ta’ala, ketika matahari didekatkan sampai jarak satu mil dari ujung kepala manusia, ketika sebagian manusia tenggelam dalam lautan keringatnya, karena terlalu panasnya hari tersebut. Wallahu musta’an. Wahai Saudaraku, sungguh…betapa kita sangat membutuhkan perlindungan Allah di hari tersebut. Semoga Allah menjadikan diri kita termasuk dalam tujuh kelompok yang dijanjikan tersebut.
Salah satu kelompok manusia yang disebutkan oleh Rasulullah shalallahu’alahi wa salam adalah seorang pemuda yang tumbuh dan berkembang dalam ketaatan kepada Allah tabaraka wa ta’ala. Karena seorang pemuda jika dia tumbuh dalam ketaatan kepada Allah, akan memberikan manfaat yang besar bagi umat Islam ini.
Seorang pemuda muslim hendaklah untuk senantiasa istiqomah dalam melaksanakan perintah Allah subhanahu wa ta’ala dan hendaklah mereka mengintrospeksi (muhasabah) diri mereka dari dosa-dosa yang selama ini mereka lakukan. Dan hendaklah senantiasa demikian sampai tidak ada celah sedikitpun yang menyebabkan mereka tertipu dengan  tipuan-tipuan dunia yang fana ini.
Para pemuda, mereka berada pada kondisi puncak optimalnya dalam fase kehidupannya. Ketika mereka sudah mulai bisa berpikir dan memahami sesuatu, ketika mereka senatiasa dalam keadaan bersemangat, ketika usia mereka belum terkikis oleh waktu. Demi Allah…, alangkah indahnya jika waktu-waktu tersebut dimanfaatkan untuk ketaatan kepada Rabb Pencipta alam semesta ini. Betapa banyak manfaat yang dapat terwujud dari seorang pemuda yang ihtimam (perhatian) terhadap agama ini, dan betapa banyak musibah yang terjadi jika seorang pemuda lalai dari agama ini, minimal yang terjadi adalah musibah bagi dirinya sendiri, wa billahi taufiq.
Saudaraku, Mulailah dengan Ilmu….
Seorang pemuda yang tumbuh dalam ketaatan kepada Allah Azza wa Jalla, haruslah dia menjadi seorang yang senantiasa perhatian terhadap ilmu agama Islam yang mulia ini, perhatian terhadap Kitabullah Al Quran Al Karim, membacanya kemudian merenungi makna-maknanya, perhatian kepada sunnah-sunnah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam. Karena waktu muda adalah waktu-waktu dimana ingatannya dan kemampuan pemahamannya masih kuat. Berbeda dengan seorang yang sudah beranjak tua, daya ingatnya sudah mulai melemah, beban hidup sudah terlampau berat, hal yang dipikirkannya pun sudah banyak.
Ada sya’ir Arab mengatakan,
 barangsiapa yang ketika usia muda enggan untuk belajar ilmu agama, maka sudahlah,,, hendaklah dia bertakbirlah empat kali…., karena sesungguhnya dia telah mati”.
Sya’ir ini menggambarkan betapa meruginya seorang pemuda yang enggan untuk belajar ilmu agama di masa mudanya, bahkan sampai diibaratkan sebagaimana mayat yang harus disholati (dalam sya’ir tersebut disebutkan takbir empat kali karena sholat jenazah adalah sebanyak empat kali).
Saudaraku… ,oleh karena itu, kesempatan emas ini, yaitu di waktu muda kita, hendaklah kita menjaga waktu kita, menjaga diri kita, kita pelajari dan pahamilah syariat Islam ini. Sehingga kita tidak terjatuh kepada sesuatu yang diharamkan Allah ‘Azza wa Jalla dan tidak lalai dan malas untuk melaksanakan ketaatan kepada Allah subhanahu wa ta’ala.
Saudaraku, Dengarlah Nasehat Ini…(Nasehat Syaikh Abdul ‘Aziz bin Abdillah bin Baz rahimahullahu)
Saudaraku, marilah kita membaca, kutipan nasehat dari seorang ulama besar kepada para pemuda Islam di seluruh dunia, beliau adalah Syaikh Abdul ‘Aziz bin Abdullah bin Baaz rahimahullahu, (beliau adalah ketua komisi fatwa Kerajaan Saudi Arabia di masa jabatan beliau, bahkan beliau merupakan mufti internasional/dunia pada saat itu dan sekarang beliau telah meninggal dunia, semoga Allah merahmati beliau) : beliau rahimahullahu berkata, yang artinya:
“Wahai para pemuda…. wahai saudara-saudaraku di jalan Allah!!! Sesungguhnya kewajiban yang diemban olehmu amatlah mulia. Hendaklah kalian bersungguh-sungguh dan bersegera dalam menjalankan ketaatan kepada Allah, dalam menuntut ilmu dan dalam memahami agama ini.
Jagalah waktu-waktu kalian, jagalah dari hal-hal yang tidak bermanfaat. Karena pada hakikatnya, waktu adalah nikmat Allah yang agung. Jagalah waktu tersebut dari hal-hal yang merugikan dirimu. Jagalah  waktu tersebut dari hal-hal yang diharamkan oleh Allah, jagalah dari perbuatan yang buruk dan nista dan dari segala hal yang bisa menjerumuskan seorang mukmin dalam kesengasaraan dan kerugian.
Gunakanlah waktumu dalam sesuatu yang bermanfaat… Gunakanlah waktumu dalam ketaatan kepada Allah, dalam hal yang bermanfaat bagi umat ini, bermanfaat di dunia maupun akhirat. Demikianlah seorang pemuda, hendaklah dia berusaha agar waktunya senantiasa terjaga dalam ketaatan dan ketundukan kepada Allah.
Bersemangatlah dalam menuntut ilmu agama dan ilmu-ilmu lain yang dibutuhkan oleh umat ini. Dan engkau telah tahu, bahwa umat ini sangat membutuhkan ilmu agama, umat ini membutuhkan ilmu yang dengan itu mereka tahu bagaimana beribadah kepada Allah tabaraka wa ta’ala dengan benar. Sibukkanlah dirimu pada ilmu agama dan amal sholeh serta ilmu lainnya yang bermanfaat bagi umat Islam ini.
Manfaatkanlah waktu muda kalian dengan sebaik-baiknya. Sesungguhnya pada waktu-waktu itulah waktu paling baik bagi kalian. Waktu ketika kalian bersemangat dan sabar dalam beramal, waktu ketika hafalan dan ingatan kalian masih kuat. Berbeda jika kalian sudah beranjak tua, jika sudah mulai memutih rambut-rambut kalian, dan badan kalian pun sudah mulai melemah. Ketika keadaan kalian sudah seperti itu, sungguh keadaan itu sangat berbeda ketika kalian masih muda. Wa billahi Taufik
Demikian apa yang beliau pesankan kepada para pemuda Islam. Semoga Allah memberi taufik kepada kita untuk melaksanakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Wa billahi taufik. Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat, washallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar