Selasa, 20 Maret 2012

RENUNGAN BAGI GENERASI ISLAM..............


RENUNGAN BAGI GENERASI ISLAM..............

Sedikit cerita yang saya paparkan kepada anda semua .......selamat membaca dengan tenang dan diresapi...............
Cerita dari seorang sahabat nabi muhammad shallahu’alaihi wasallam yang bernama Umair bin Hammam..................
        “Siapa yang tidak ingin seperti sahabat mulia ini yg bernama umair bin hammam yang datang ke medan perang pada saat itu dia sedang memakan kurma......”
   Dan.......     “Siapakah yang menjadikan umair bin hammam  datang ke medan perang,padahal waktu itu dia sedang memakan kurma......?
       Sebelum seruan perang di tabuh,tiba-tiba rasulullah shallahu’alaihi wasallam memaklumatkan kondisi yang sangat kritis ini dan dibawah garis dilarang mendekat, beliau shallahu’alaihi wasallam bersabda “Wahai ahli badar,sesungguhnya allah telah memperhatikan kalian semua,lalu Dia semua.”Demi Allah tidaklah antara kalian dengan syurga,selain dari pada mereka membunuh kalian”(HR,BUKHARI)
          “Maka sahabat Umair bin hammam yg sedang memakan kurma ,tiba2 dia berkata kepada Rasulullah shallahu’alaihi wasallam,wahai Rasulullah ,apakah jarak antara saya dan syurga adalah mereka membunuhku?maka lantas Rasulullah berkata Ya....,”
          “Lantas sahabat umair bin hammam  mengambil sarung pedangnya dan memecahkannya dengan lutut ,dan membuang kurma2 yang ada ditangannya pada saat itu,dengan berkata” LA ILAHA ILLALLAH”.dan meminta doa kepada Allah dengan berkata:Ya Allah ambillah darahku ini atau jadikan saya syahid pada hari,sehingga engkau ridaha kepadaku,pada saat itu pula Dia berangkat ke medan perang.dan berperang sampai Dia terbunuh pada saat itu pula dengan keadaan syahid,semoga Allah  meridhainya.............”
     “Lantas ,apakah seorang lenin,hitler,napolen bonaparte serta prajuritnya pernah melakukan hal seperti ini.
      “Lantas,apakah seorang pengikut broz tito dan mahatma ghandi pernah melakukan pengorbanan
      “Maka jawabanya: Demi  Allah mereka adalah para pendusta,mereka hanya ingin bertujuan untuk membunuh manusia, menghinakan manusia,mati-matian dalam membakar ,  meminum darah semua manusia,dan mengajak manusia untuk memerangi manusia,Namun bukan begitu halnya kepda para sahabat mulia yang setia kepada baginda Rasulullah shallahu’alaihi wasallam,mereka menginginkan bertemu Allah dan apa yang ada disisi Allah,semoga Allah meridhai mereka semua......
Inilah sebuah cerita yang semoga menjadi renungan bagi kita semua ,bahwasannya  hanya dalam agama islam lah yang bisa mendapatkan predikat syahid,dan syurganya Allah subhaanallahu wata’ala dan mereka adalah para pendusta yang kelak kita sebagai seorang muslim akan meliha betapa orang-orang kafir masuk kedalam neraka jahannam dan siksa yang amat keras, karena kekafirannya dia kepada Allah subhaanahu wata’ala yang tidak menyakini bahwa  Allah lah yang menciptakannya di dunia dll,dan amat rugilah mereka kelak di akhirat.............
Waallahu ta’ala ‘alam.......................................................

PERHATIKAN MASA MUDAMU WAHAI PEMUDA KAUM MUSLIMIN.............


PERHATIKAN MASA MUDAMU WAHAI PEMUDA KAUM MUSLIMIN.............
ALLAH BERFIRMAN: Sesungguhnya mereka para pemuda –pemuda  yg beriman kepada allah subhaanahu wata’ala /rabb mereka,dan kami tambah pula untuk mereka petunjuk........(AL-KAHFI,13)
    Sungguh dunia telah bosan dengan desertasi-desartasi yg di hamparkan  oleh  seorang napoleon
Sang pemusnah,penjagal,dan pelaku kekejian dan masih banyak lagi yg dilakukan oleh seorang napoleon laknatullah ‘alaih.desertasi seorang hitler yg telah membakar manusia dengan rudal-rudalnya,desertasi seorang yg bernama Josip Bros Tito yg biasa terkenal dengan nama panggilannya (Tito) dari kebangsaan yugoslavia yg berupaya mengelompokkan manusia untuk melawan manusia..........sesunguhnya manusia di dunia ini membutuhkan yg namanya syari’at  nabi muhammad shallahu’alaihi wasallam serta pelaksanaan syari’at tersebut.
Allah Berfirman : “Dan tidaklah kami mengutusmu  wahai muhammad ,melainkan untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam(Al anbiya’,107)
Intisari dari ayat diatas,bahwasannya Rasulullah shallahu’alaihi wasallam adalah rahmat yg memberikan petunjuk, orang mempunyai nikmat yg agung dan pelita yg bersinar terang sampai yaumul qiyamah..............
Seorang penyair mengatakan:
     “Kemarilah,wahai orang yang posisinya dalam kesulitan dan jiwanya terkurung dalam penagkapan.
     “wahai orang yang belum sadarkan diri, tatkala Bilal mengumandangkan adzan shubuh disejuknya pagi.
     ‘Bunga bunga hijau yg semerbak dan harum di taman Rasulullah shallahu’alaihi wasallam.’
 Intisari pokok pembahasan diatas ,bahwasannya telah banyak kita temukan probematika para pemuda pemuda kebanggaan agama islam yg telah menyimpang dari syari’at islam maka disimpulkan, bahwasannya probematika yg menimpa kepada generasi muda islam ditinjau dari 4 masalah.......................................:
1.Atheisme/kafir zindhik.
Yang dimaksud tentang atheisme/kafir zindhik adalah suatu metode lama atau ajaran dan bukan sesuatu yang baru,bahwasannya ajaran ini bukanlah buatan Karl Marx,lenin atau yg terkenal si hitler,namun ajaran ini sudah lama diajarkan sejak zamannya fir’aun dan sebelumnya adalah musuh abadi umat islam yaitu iblis laknatullah atau dengan julukan guru besar dalam menyesatkan manusia.........
Dan Allah telah mengabadikan didalam qur’annya surat al isra’ tentang percakapan seorang rasul pembawa ajaran tauhid dan seorang raja yg tidak menyakini bahwasannya allah itu ada dan wajib disembah  dan dia menyakini & berkata kepada penduduknya pada saat itu sambil berkata bahwasannya dialah tuhan yg harus disembah yaitu percakapan nabi musa & fir’aun laknatullah..................yang berbunyi:
  “Sesungguhnya kamu telah mengetahui (wahai fir’aun)bahwasannya  tidak ada yg menurunkan mukjizat-mukjizat itu kecuali  Rabb yg telah memelihara langit dan bumi sebagai  bukti-bukti yang nyata, “ dan sesungguhnya aku mengira kamu,wahai fir’aun,seorang yg akan binasa.”(al isra’,102)
Perlu kita pahami/tadabburi dari kandungan ayat diatas,bahwasannya seorang yg terlaknat fir’aun itu telah mengetahui tidak ada Rabb selain Allah,Dia telah mengetahui bahwa yg menciptakan bumi,langit dan semua yg ada di bumi adalah Allah,Dan Allah-lah yang menghamparkan semua yg ada dibumi...............
Dan seorang penyair mengatakan:
   “ Tanyakanlah kepada seorang dokter yang disambar oleh kebinasaan, ‘wahai dokter siapakah yang membinasakanmu?
   “Tanyakanlah kepada orang sakit yang selamat dan sembuh dari penyakitnya setelah semua medis tidak mampu mengatasinya/menyembuhkannya, ‘ siapa yang menyembuhkanmu?
   “ Dan kepada lebah,tanyakan kepadanya , ‘wahai hewan yang terbang di lembah-lembah,siapakah yang membuat madumu menjadi manis’?
   “ Apabila kamu melihat ular  yang menyeburkan bisa(racun)nya,tanyakanlah kepadanya,  ‘siapakah yang menyisipkan racun-racun ini pada dirimu?
    “Dan tanyakanlah kepadanya,”wahai ular,bagaimana kamu bisa hidup,sementara racun ini memenuhi rmulutmu?
Subhanaallah ! semua makhluk yg diciptakan oleh Allah subhaanahu wata’ala baik itu langit,bersaksi  tidak ada ilah selain Allah,bumi bersaksi tidak ada illah selain Allah,begitu juga air,angin,dan setiap makhluk bersaksi bahwasannya tidak illah selain Allah dikarenakan besarnya keagungan Allah dan kemulian Allah,Akan tetapi,kekafiran mengubur hal seperti ini.Dan lebih parah lagi para pengusung kekafiran seperti yg dijelaskan diatas mencoba menyerang dan masuk ke kawasan semenanjung umat islam didunia terutama makkah & madinah,meraka hendak menguasai dalam bidang sastra  setelah berhasil menguasai bidang ekonomi.
Sebelum empat puluh tahun yg lalu ,mereka orang yg mengusung ide2 kekafiran yaitu Karl Marx dan lenin,dan sang penjagal,pembantai,dan musuh bebuyutan hak asasi manusia,ingin menjadikan semua manusia tidak beragama dan ingin menjadikan manusia tidak mengakui akan keberadaan Allah subhaanallahu wata’ala,dan mereka mengatakan:tidak ada tuhan,bahwasannya hidup ini hanyalah materi belaka.......................
Dan haram bagi semua kaum muslimin mengikuti  pemikiran2nya/ide2 mereka ,dan murtad dari agamanya ,baik itu seorang  pakar syair,wartawan,sastrawan dll.......sesungguhnya yg harus kita majukan adalah majalah-majalah  yg mencerminkan keislaman,klub-klub olahraga kita harus mencerminkan keislaman dan buku-buku kita harus mencerminkan keislaman.dan para penulis dan pemikir itu harus menjadikan islam sebagai tolak ukur yang paling utama.......seperti didalam al-qur’an Allah subhaanahu wata’ala bersabda dalam surat al an’am yg artinya berbunyi.......
      “katakanlah, “sesungguhnya sholatku,ibadahku,hidupku matiku hanyalah untuk Allah subhaanahu wata’ala,tiada sekutu bagiNYA,dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama menyerahkan diri kepada Allah subhaanahu wata’ala(al an’am,162)
 Bahwasannya kekafiran ini,ingin memalingkan generasi pemuda islam dari agama mereka,sampai mereka(orang-orang kafir)berusaha tanpa ada rasa putus asa untuk memalingkan generasi muslim dari agamanya....contohnya:mereka(orang-orang kafir)menyebarkan buku2 yg menjadikan generasi muslim ragu2 atas aqidahnya dan jenis buku2 yg banyak mereka terbitkan dengan bertujuan menghancurkan generasi islam..........
Subhanaallah.........bahwasannya  hati ini telah retak,kening ini terasa berkerut,dan hati ini tersa sakit dan bergetar,ketika mereka(kekafiran)ingin menjadikan generasi islam murtad dari agamanya,maka sekali2 semua permaslahan bisa kita selesaikan kecuali maslah pemurtadan yg dilakukan oleh musuh kita yg abadi selama-lamanya(kafir laknatullah).
Ingatlah wahai orang-orang kafir,tidaklah kalian mengetahui bahwasannya putra2 terbaik dari semenangjung  arab dan yg  diluar semenangjung  mereka telah meninggikan kalimat” LAA ILAHA ILLALLAH”setelah islam mengemban dan berjaya selama 25 tahun,setelah putra2nya meninggal di ujung2 sungai sindh(indus),dan spanyol(andalusia).dan kamu sekalian wahai musuh2 Allah ingin dengan mudah untuk menghancurkan islam.....maka sekali2 tidak...................karena ini adalah agama Allah yg menguasai seluruh makhluknya dan diamanahkan kepada seorang manusia yg tidak mengetahui huruf ,manusia yang sangat mulia yaitu nabi muhammad shallahu’alaihi wasallam lewat perantara malaikat jibril ‘alaihissalam dan disampaikan kepada kaumnya tanpa ada satupun kekerasan didalamnya maka barang siapa yang mengatakan islam itu teroris maka dialah yang teroris yaitu amerika dan antek2nya.................
Seorang penyair mengatakatakan..........
      “apakah kalian menuntut mukjizat dari seorang manusia pilihan(rasulullah)? Cukuplah baginya sekelompok komunitas umat yang telah beliau hidupkan dari kematian”
Dan seorang penyair mengatakan...............................
        “wahai Rabb,sesungguhnya ruh-ruh kami di atas telapak tangan kami.maka kami mengharapkan pahala-MU sebagai kekayaan dan upah yang melimpah......................
         “dulu kami melihat patung yang terbuat dari dari emas,lalu kami menghancurkannya dan juga menghancurkan kekafiran di atasnya.....................   
         “kalau sekiranya mereka membalas bukan kaum muslimin,niscaya mereka akan membuatnya sebagai simpanan dan mengambil semua perhiasan dari dinar........................

WAALLAHU’ALAM BISH SHOWWAB................................

Kamis, 08 Maret 2012

NASEHAT SYEIKH BIN BAZ UNTUK PEMUDA ISLAM

Nasehat kepada Para Pemuda Islam…

Sesungguhnya tidak diragukan lagi, bahwa ‘waktu muda’ adalah nikmat Allah yang sangat besar yang diberikan kepada para hamba-Nya yang Allah kehendaki. Seseorang yang dianugerahi oleh Allah berupa nikmat ini, maka sungguh dia telah diberi kekuatan dan kesempatan untuk dapat memperbaiki amalan kehidupannya. Waktu muda merupakan tingkatan kehidupan yang paling agung, tingkatan dimana seseorang sudah mulai mampu untuk berpikir dan memahami, membedakan manakah hal yang bermanfaat bagi dirinya dan manakah hal yang bisa menjerumuskan dirinya dalam lembah kesengsaraan. Allah subhanahu wa ta’ala telah berfirman (yang artinya) :
“Allah, Dia-lah yang telah menciptakan kalian semua dari suatu kelemahan, kemudian Dia menjadikan kalian kuat setelah kelemahan tersebut. Kemudian Dia menjadikan setelah kekuatan itu (kembali) lemah dan beruban. Dia mencipatakan apa yang dikehendaki-Nya. Dan Dia Maha Mengetahui dan Maha Kuasa” (Ar Ruum:54)
Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sa’diy rahimahullah berkata dalam tafsir beliau tentang ayat ini : “Allah telah mengkhabarkan tentang keluasan ilmu-Nya, agungnya kekuasaan-Nya dan kesempurnaan hikmah-Nya, ketika Allah memulia penciptaan manusia dari suatu kelemahan, di mana hal ini merupakan tahapan awal dari penciptaan. Allah mencipatakan manusia dari nuthfah (air mani), kemudian menjadi ‘alaqoh (segumpal darah) kemudian menjadi mudhgoh (segumpal daging) sampai kemudian makhluk yang bernyawa dan menetap dalam rahim ibunya sampai bayi tersebut dilahirkan. Setelah itu, masa-masa yang dilewati merupakan masa-masa kelemahan dan belum memiliki kekuatan. Kemudian Allah terus menerus menambah kekuatan pada diri bayi tersebut sedikit demi sedikit, sehingga sampai pada tingakatan pemuda dan sempurnalah kekuatannya baik dhohir maupun bathin. Kemudian setelah itu, lama kelamaan seseorang akan berpindah kembali menjadi lemah, menjadi beruban dan tua renta.”
Saudaraku, lihatlah hadist Rasulullah shalallahu’alaihi wa salam, beliau menerangkan wajibnya seorang hamba untuk bersyukur atas nikmat Allah subhanahu wa ta’ala. Kita semuanya akan ditanya pertanggungjawaban kita atas nikmat-nikmat tersebut, termasuk nikmat ‘waktu muda’ kita. Dari shahabat Abu Barzah Al Aslamiy radhiallahu’anhu, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam bersabda:
“Tidak akan bergeser kedua telapak kaki seorang hamba pada hari kiamat sampai ditanya tentang empat hal : tentang umurnya, untuk apa dia habiskan; tentang ilmunya, untuk apa dia amalkan; tentang hartanya, dari mana dia peroleh dan kemana dia belanjakan; dan tentang jasadnya, untuk apa dia gunakan.” (HR. At-Tirmidziy no.2417).
Seseorang yang telah diberi nikmat oleh Allah ta’ala kelak akan ditanya dan diminta pertanggungjawaban atas nikmat dari Allah subhanahu wa ta’ala tersebut. Terlebih lagi adalah nikmat berupa waktu muda. Wahai Saudaraku… kita kemanakan waktu muda kita??? Sudah siapkah kita, berdiri di hadapan Allah ‘Azza wa Jalla untuk mempertanggungjawabkan seluruh nikmat kita di dunia???
Saudaraku, Jangan Menyerah…
Agama Islam telah memberikan pujian kepada para pemuda dan memotivasi mereka untuk tetap istiqomah di atas kebaikan. Terdapat suatu hadist yang menerangkan hal ini. Rasulullah shalallahu’alaihi wa salam telah bersabda (yang artinya):
“Tujuh golongan yang akan mendapatkan naungan dari Allah, pada suatu hari yang tidak ada naungan selain naungan tersebut : (pertama) Seorang pemimpin yang adil, (kedua) seorang pemuda yang tumbuh dalam ketaatan ibadah kepada Allah, (ketiga) seorang laki-laki yang hatinya senantiasa terkait dengan masjid, (keempat) dua orang yang saling mencintai karena Allah, berjumpa karena Allah dan berpisah karena Allah, (kelima) seorang laki-laki yang diajak bermaksiat oleh seorang perempuan yang memiliki kedudukan dan kecantikan, kemudian laki-laki tersebut berkata: ‘sesungguhnya aku takut kepada Allah’, (keenam) seorang yang bershadaqah, kemudian dia merahasiakan shadaqah tersebut, sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang dishadaqahkan oleh tangan kanannya, (ketujuh) seorang yang mengingat Allah dalam keadaan sendirian, kemudian berlinang air matanya.”(HR. Bukhari-Muslim)
Hadist yang agung ini menunjukkan betapa pentingnya nikmat ‘waktu muda’ yang diberikan oleh Allah subahanahu wa ta’ala, dan sudah sepantasnyalah bagi para pemuda Islam untuk memanfaatkan nikmat ini dan perhatian pada tingkatan kehidupan ini.
Rasulullah shalallahu’alaihi wa salam menyebutkan tujuh kelompok manusia yang akan mendapatkan perlindungan Allah subhanahu wa ta’ala, di bawah naungan ‘Arsy Allah Azza wa Jalla, pada hari di mana tidak ada perlindungan melainkan perlindungan dari Allah subhanahu wa ta’ala, ketika matahari didekatkan sampai jarak satu mil dari ujung kepala manusia, ketika sebagian manusia tenggelam dalam lautan keringatnya, karena terlalu panasnya hari tersebut. Wallahu musta’an. Wahai Saudaraku, sungguh…betapa kita sangat membutuhkan perlindungan Allah di hari tersebut. Semoga Allah menjadikan diri kita termasuk dalam tujuh kelompok yang dijanjikan tersebut.
Salah satu kelompok manusia yang disebutkan oleh Rasulullah shalallahu’alahi wa salam adalah seorang pemuda yang tumbuh dan berkembang dalam ketaatan kepada Allah tabaraka wa ta’ala. Karena seorang pemuda jika dia tumbuh dalam ketaatan kepada Allah, akan memberikan manfaat yang besar bagi umat Islam ini.
Seorang pemuda muslim hendaklah untuk senantiasa istiqomah dalam melaksanakan perintah Allah subhanahu wa ta’ala dan hendaklah mereka mengintrospeksi (muhasabah) diri mereka dari dosa-dosa yang selama ini mereka lakukan. Dan hendaklah senantiasa demikian sampai tidak ada celah sedikitpun yang menyebabkan mereka tertipu dengan  tipuan-tipuan dunia yang fana ini.
Para pemuda, mereka berada pada kondisi puncak optimalnya dalam fase kehidupannya. Ketika mereka sudah mulai bisa berpikir dan memahami sesuatu, ketika mereka senatiasa dalam keadaan bersemangat, ketika usia mereka belum terkikis oleh waktu. Demi Allah…, alangkah indahnya jika waktu-waktu tersebut dimanfaatkan untuk ketaatan kepada Rabb Pencipta alam semesta ini. Betapa banyak manfaat yang dapat terwujud dari seorang pemuda yang ihtimam (perhatian) terhadap agama ini, dan betapa banyak musibah yang terjadi jika seorang pemuda lalai dari agama ini, minimal yang terjadi adalah musibah bagi dirinya sendiri, wa billahi taufiq.
Saudaraku, Mulailah dengan Ilmu….
Seorang pemuda yang tumbuh dalam ketaatan kepada Allah Azza wa Jalla, haruslah dia menjadi seorang yang senantiasa perhatian terhadap ilmu agama Islam yang mulia ini, perhatian terhadap Kitabullah Al Quran Al Karim, membacanya kemudian merenungi makna-maknanya, perhatian kepada sunnah-sunnah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam. Karena waktu muda adalah waktu-waktu dimana ingatannya dan kemampuan pemahamannya masih kuat. Berbeda dengan seorang yang sudah beranjak tua, daya ingatnya sudah mulai melemah, beban hidup sudah terlampau berat, hal yang dipikirkannya pun sudah banyak.
Ada sya’ir Arab mengatakan,
 barangsiapa yang ketika usia muda enggan untuk belajar ilmu agama, maka sudahlah,,, hendaklah dia bertakbirlah empat kali…., karena sesungguhnya dia telah mati”.
Sya’ir ini menggambarkan betapa meruginya seorang pemuda yang enggan untuk belajar ilmu agama di masa mudanya, bahkan sampai diibaratkan sebagaimana mayat yang harus disholati (dalam sya’ir tersebut disebutkan takbir empat kali karena sholat jenazah adalah sebanyak empat kali).
Saudaraku… ,oleh karena itu, kesempatan emas ini, yaitu di waktu muda kita, hendaklah kita menjaga waktu kita, menjaga diri kita, kita pelajari dan pahamilah syariat Islam ini. Sehingga kita tidak terjatuh kepada sesuatu yang diharamkan Allah ‘Azza wa Jalla dan tidak lalai dan malas untuk melaksanakan ketaatan kepada Allah subhanahu wa ta’ala.
Saudaraku, Dengarlah Nasehat Ini…(Nasehat Syaikh Abdul ‘Aziz bin Abdillah bin Baz rahimahullahu)
Saudaraku, marilah kita membaca, kutipan nasehat dari seorang ulama besar kepada para pemuda Islam di seluruh dunia, beliau adalah Syaikh Abdul ‘Aziz bin Abdullah bin Baaz rahimahullahu, (beliau adalah ketua komisi fatwa Kerajaan Saudi Arabia di masa jabatan beliau, bahkan beliau merupakan mufti internasional/dunia pada saat itu dan sekarang beliau telah meninggal dunia, semoga Allah merahmati beliau) : beliau rahimahullahu berkata, yang artinya:
“Wahai para pemuda…. wahai saudara-saudaraku di jalan Allah!!! Sesungguhnya kewajiban yang diemban olehmu amatlah mulia. Hendaklah kalian bersungguh-sungguh dan bersegera dalam menjalankan ketaatan kepada Allah, dalam menuntut ilmu dan dalam memahami agama ini.
Jagalah waktu-waktu kalian, jagalah dari hal-hal yang tidak bermanfaat. Karena pada hakikatnya, waktu adalah nikmat Allah yang agung. Jagalah waktu tersebut dari hal-hal yang merugikan dirimu. Jagalah  waktu tersebut dari hal-hal yang diharamkan oleh Allah, jagalah dari perbuatan yang buruk dan nista dan dari segala hal yang bisa menjerumuskan seorang mukmin dalam kesengasaraan dan kerugian.
Gunakanlah waktumu dalam sesuatu yang bermanfaat… Gunakanlah waktumu dalam ketaatan kepada Allah, dalam hal yang bermanfaat bagi umat ini, bermanfaat di dunia maupun akhirat. Demikianlah seorang pemuda, hendaklah dia berusaha agar waktunya senantiasa terjaga dalam ketaatan dan ketundukan kepada Allah.
Bersemangatlah dalam menuntut ilmu agama dan ilmu-ilmu lain yang dibutuhkan oleh umat ini. Dan engkau telah tahu, bahwa umat ini sangat membutuhkan ilmu agama, umat ini membutuhkan ilmu yang dengan itu mereka tahu bagaimana beribadah kepada Allah tabaraka wa ta’ala dengan benar. Sibukkanlah dirimu pada ilmu agama dan amal sholeh serta ilmu lainnya yang bermanfaat bagi umat Islam ini.
Manfaatkanlah waktu muda kalian dengan sebaik-baiknya. Sesungguhnya pada waktu-waktu itulah waktu paling baik bagi kalian. Waktu ketika kalian bersemangat dan sabar dalam beramal, waktu ketika hafalan dan ingatan kalian masih kuat. Berbeda jika kalian sudah beranjak tua, jika sudah mulai memutih rambut-rambut kalian, dan badan kalian pun sudah mulai melemah. Ketika keadaan kalian sudah seperti itu, sungguh keadaan itu sangat berbeda ketika kalian masih muda. Wa billahi Taufik
Demikian apa yang beliau pesankan kepada para pemuda Islam. Semoga Allah memberi taufik kepada kita untuk melaksanakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Wa billahi taufik. Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat, washallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallam.

NASEHAT BAGI PEMUDA MUSLIM DAN PENUNTUT ILMU OLEH SYAIKH MUHAMMAD NASHIRUDDIN AL-ALBANI

NASIHAT BAGI PEMUDA MUSLIM DAN PENUNTUT ILMU
Oleh
Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani
Pertama-tama aku menasihatimu dan diriku agar bertakwa kpd Allah Jalla Jalaluhu, kemudian apa saja yg menjadi bagian/cabang dari ketakwaan kpd Allah Tabaarakan wa Ta’ala seperti :
[1]. Hendaklah kamu menuntut ilmu semata-mata ha krn ikhlas kpd Allah Jalla Jalaluhu, dgn tdk menginginkan dibalik itu balasan dan ucapan terima kasih. Tidak pula menginginkan agar menjadi pemimpin di majelis-majelis ilmu. Tujuan menuntut ilmu hanyalah untuk mencapai derajat yg Allah Jalla Jalaluhu telah khususkan bagi para ulama. Dalam firmanNya.
“Arti : … Allah akan meninggikan orang-orang yg beriman di antara kamu dan orang-orang yg diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat …?” [Al-Mujaadilah : 11]
[2]. Menjauhi perkara-perkara yg dpt menggelincirkanmu, yg sebagian ” Thalibul Ilmi” (para penuntut ilmu) telah terperosok dan terjatuh padanya.
Diantara perkara-perkara itu :
[a] Mereka amat cepat terkuasai oleh sifat ujub (kagum pada diri sendiri) dan terpedaya, sehingga ingin menaiki kepala mereka sendiri.
[b] Mengeluarkan fatwa untuk diri dan untuk orang lain sesuai dgn apa yg tampak menurut pandangannya, tanpa meminta bantuan (dari pendpt-pendpt) para ulama Salaf pendahulu ummat ini, yg telah meninggalkan “harta warisan” berupa ilmu yg menerangi dan menyinari dunia keilmuan Islam. (Dengan warisan) itu jika dijadikan sebagai alat bantu dalam upaya penyelesaian berbagai musibah/bencana yg bertumpuk sepanjang perjalanan zaman. Sebagai mana kita telah ikut menjalani/merasakannya, dimana sepanjang zaman itu dalam kondisi yg sangat gelap gulita.
Meminta bantuan dalam berpendpt dgn berpedoman pada perkataan dan pendpt Salaf, akan sangat membantu kita untuk menghilangkan berbagai kegelapan dan mengembalikan kita kpd sumber Islam yg murni, yaitu al-Qur’an dan as-Sunnah yg shahihah.
Sesuatu yg tdk tertutup bagi kalian bahwasan aku hidup di suatu zaman yg mana kualami pada dua perkara yg kontradiksi dan bertolak belakang, yaitu pada zaman dimana kaum muslimin, baik para syaikh maupun para penuntut ilmu, kaum awam ataupun yg memiliki ilmu, hidup dalam jurang taqlid, bukan saja pada madzhab, bahkan lebih dari itu bertaqlid pada nenek moyg mereka.
Sedangkan kami dalam upaya menghentikan sikap tersebut, mengajak manusia kpd al-Qur’an dan as-Sunnah. Demikian juga yg terjadi di berbagai negeri Islam. Ada beberapa orang tertentu yg mengupayakan seperti apa yg kami upayakan, sehingga kamipun hidup bagaikan “Ghuraba” (orang-orang asing) yg telah digambarkan oleh Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam dalam beberapa hadits beliau yg telah dimaklumi, seperti :
“Arti : Sesungguh awal mula Islam itu sebagai suatu yg asing/aneh, dan akan kembali asing sebagaimana permulaannya, maka berbahagialah bagi orang-orang yg asing”
Dalam sebagian riwayat, Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Arti : Mereka (al-Ghurabaa) ialah orang-orang shaleh yg jumlah sedikit sekeliling orang banyak, yg mendurhakai mereka lebih banyak dari yg mentaati mereka” [Hadits Riwayat Ahmad]
Dalam riwayat yg lain beliau bersabda :
“Arti : Mereka orang-orang yg memperbaiki apa yg telah di rusak oleh manusia dari Sunnah-Sunnahku sepeninggalku”.
Aku katakan : “Kami telah alami zaman itu, lalu kami mulai membangun sebuah pengaruh yg baik bagi dakwah yg di lakukan oleh mereka para ghuraba, dgn tujuan mengadakan perbaikan ditengah barisan para pemuda mukmin. Sehingga kami jumpai bahwa para pemuda beristiqomah dalam kesungguhan di berbagai negeri muslim, giat dalam berpegang teguh pada al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tatkala mengetahui keshahihannya”.
Akan tetapi kegembiraan kami terhadap kebangkitan yg kami rasakan pada tahun-tahun terakhir tdk berlangsung lama. Kita telah dikejutkan dgn terjadi sikap “berbalik”, dan perubahan yg dahsyat pada diri pemuda-pemuda itu, di sebagian negeri[1]. Sikap tersebut, hampir saja memusnahkan pengaruh dan buah yg baik sebagai hasil kebangkitan ini, apa penyebab ? Di sinilah letak sebuah pelajaran penting, penyebab ialah krn mereka tertimpa oleh perasaan ujub (membanggakan diri) dan terperdaya oleh kejelasan bahwa mereka berada di atas ilmu yg shahih. Perasaan tersebut bukan saja diseputar para pemuda muslim yg terlantar, bahkan terhadap para ulama. Perasaan itu muncul tatkala merasa bahwa mereka memilki keunggulan dgn lahir kebangkitan ini, atas para ulama, ahli ilmu dan para syaikh yg bertebaran diberbagai belahan dunia Islam.
Sebagaimana merekapun tdk mensyukuri nikmat Allah Jalla Jalaluhu yg telah memberikan Taufik dan Petunjuk kpd mereka untuk mengenal ilmu yg benar beserta adab-adabnya. Mereka tertipu oleh diri mereka sendiri dan mengira sesungguh mereka telah berada pada status kedudukan dan posisi tertentu.
Merekapun mulai mengeluarkan fatwa-fatwa yg tdk matang alias mentah, tdk berdiri diatas sebuah pemahaman yg bersumber dari al-Qur’an dan as-Sunnah. Maka tampaklah fatwa-fatwa itu dari pendpt-pendpt yg tdk matang, lalu mereka mengira bahwasa itulah ilmu yg terambil dari al-Qur’an dan as-Sunnah, maka mereka pun tersesat dgn pendpt-pendpt itu, dan juga menyesatkan banyak orang.
Suatu hal yg tdk sama bagi kalian, akibat dari itu semua muncullah sekelompok orang (”suatu jama’ah”) dibeberapa negeri Islam yg secara lantang mengkafirkan setiap jama’ah-jama’ah muslimin dgn filsafat-filsafat yg tdk dpt diungkapkan secara mendalam pada kesempatan yg secepat ini, apalagi tujuan kami pada kesempatan ini ha untuk menasehati dan mengingatkan para penuntut ilmu dan para du’at (da’i).
Oleh sebab itu saya menasehati saudara-saudara kami ahli sunnah dan ahli hadits yg berada di setiap negeri muslim, agar bersabar dalam menuntut ilmu, hendaklah tdk terperdaya oleh apa yg telah mereka capai berupa ilmu yg dimilikinya. Pada hakekat mereka hanyalah mengikuti jalan, dan tdk ha bersandar pada pemahaman-pemahaman murni mereka atau apa yg mereka sebut dgn “ijtihad mereka”.
Saya banyak mendengar pula dari saudara-saudara kami, mereka mengucapkan kalimat itu, dgn sangat mudah dan gampang tanpa memikirkan akibat : “Saya berijtihad”. Atau “Saya berpendpt begini” atau “Saya tdk berpendpt begitu”, dan ketika anda berta kpd mereka ; Kamu berijtihad berdasarkan pada apa, sehingga pendptmu begini dan begitu ? Apakah kamu bersandar pada pemahaman al-Qur’an dan sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam serta ijma’ (kesepakatan) para ulama dari kalangan Sahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan yg lain ? Ataukah pendptmu ini ha hawa nafsu dan pemahaman yg pendek dalam menganalisa dan beristidlal (pengambilan dalil)?. Inilah realitanya, berpendpt berdasarkan hawa nafsu, pemahaman yg kerdil dalam menganalisa dan beristidlal. Ini semua dalam keyakinanku disebabkan krn perasaan ujub, kagum pada diri sendiri dan terperdaya.
Oleh sebab itu saya jumpai di dunia Islam sebuah fenomena (gejala) yg sangat aneh, tampak pada sebagian karya-karya tulis.
Fenomena tersebut tampak dimana seorang yg tadi sebagai musuh hadits, menjadi seorang penulis dalam ilmu hadits supaya dikatakan bahwa dia memiliki karya dalam ilmu hadits. Padahal jika anda kembali melihat tulisan dalam ilmu yg mulia ini, anda akan jumpai sekedar kumpulan nukilan-nukilan dari sini dan dari sana, lalu jadilah sebuah karya tersebut. Nah apakah faktor pendorong (dalam melakukan hal ini) wahai anak muda ? Faktor pendorong ialah krn ingin tampak dan muncul di permukaan. Maka benarlah orang yg berkata.
“Perasaan cinta/senang untuk tampil akan mematahkan punggung (akan berkaibat buruk)”
Sekali lagi saya menasehati saudara-saudaraku para penuntut ilmu, agar menjauhi segala perangai yg tdk Islami, seperti perasaan terperdaya oleh apa yg telah diberikan kpd mereka berupa ilmu, dan janganlah terkalahkan oleh perasaan ujub terhadap diri sendiri.
Sebagai penutup nasehat ini hendaklah mereka menasehati manusia dgn cara yg terbaik, menghindar dari penggunaan cara-cara kaku dan keras di dalam berdakwah, krn kami berkeyakinan bahwasa Allah Jalla Jalaluhu ketika berfirman.
“Arti : Serulah manusia kejalan Rabbmu dgn hikmah dan peringatan yg baik, dan debatlah mereka dgn cara yg terbaik …” [An-Nahl : 125]
Bahwa sesungguh Allah Jalla Jalaluhu tdklah mengatakan kecuali dgn kebenaran (al-haq) itu, terasa berat oleh jiwa manusia, oleh sebab itu ia cenderung menyombongkan diri untuk menerimannya, kecuali mereka yg dikehendaki oleh Allah. Maka dari itu, jika di padukan antara berat kebenaran pada jiwa manusia plus cara dakwah yg keras lagi kaku, ini berarti menjadikan manusia semakin jauh dari panggilan dakwah, sedangkan kalian telah mengetahui sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
“Arti : Bahwasa di antara kalian ada orang-orang yg menjauhkan (manusia dari agama) ; beliau mengucapkan tiga kali”.
[Nasehat ini dinukil dari kitab “Hayat al-Albani” halaman : 452-455]
[Disalin dari Majalah : as-Salafiyah, edisi ke 5/Th 1420-1421. hal 41-48, dgn judul asli “Hukmu Fiqhil Waqi’ wa Ahammiyyatuhu”. Ashalah, diterjemahkan oleh Mubarak BM Bamuallim LC dalam Buku “Biografi Syaikh Al-Albani Mujaddid dan Ahli Hadits Abad ini” hal. 127-150 Terbitan Pustaka Imam Asy-Syafi’i.]

Selasa, 06 Maret 2012

surat az zumar by syeikh musyari rasyid al afasy

AKU HAMBA YANG BERLUMURAN DOSA

AKU HAMBA YANG BERLUMURAN DOSA

Untaian syair : Jamaluddin Yahyaa bin Yuusuf Ash-Shorshori Al-Hambali rahimahullah

Syair ini telah dinukil oleh Ibnu Muflih Al-Maqdisi Al-Hanbali rahimahullah (wafat tahun 763 H) di penghujung kitabnya yang sangat masyhuur Al-Aadaab As-Syar'iyah 3/562-563.

أَنَا الْعَبْدُ الَّذِي كَسَبَ الذُّنُوبَا ***** وَصَدَّتْهُ الْأَمَانِي أَنْ يَتُوبَا
Aku adalah hamba yang telah bergelimang dosa

Angan-angan telah menghalanginya untuk bertaubat

أَنَا الْعَبْدُ الَّذِي أَضْحَى حَزِينًا ***** عَلَى زَلَّاتِهِ قَلِقًا كَئِيبَا
Aku adalah hamba yang sangat bersedih

Atas kesalahan dan ketergelinciran, gelisah dan cemas

أَنَا الْعَبْدُ الَّذِي سُطِرَتْ عَلَيْهِ ***** صَحَائِفُ لَمْ يَخَفْ فِيهَا الرَّقِيبَا
Aku adalah hamba yang lembaran-lembaran catatan amal…

telah mencatat dosa-dosanya akan tetapi ia tetap tidak takut kepada Allah yang Maha Mengawasi

أَنَا الْعَبْدُ الْمُسِيءُ عَصَيْتُ سِرًّا ***** فَمَا لِي الْآنَ لَا أُبْدِي النَّحِيبَا
Aku adalah hamba yang bersalah…aku telah bermaksiat tatkala bersendirian

Lantas kenapa hingga saat ini aku belum menampakkan ratapanku..??

أَنَا الْعَبْدُ الْمُفَرِّطُ ضَاعَ عُمُرِي ***** فَلَمْ أَرْعَ الشَّبِيبَةَ وَالْمَشِيبَا
Aku adalah hamba yang lalai, telah sia-sia usiaku…

Aku tidak memperhatikan masa muda dan masa tuaku

أَنَا الْعَبْدُ الْغَرِيقُ بِلُجِّ بَحْرٍ ***** أَصِيحُ لَرُبَّمَا أَلْقَى مُجِيبَا
Aku adalah hamba yang tenggelam dalam ombak lautan

Aku berteriak…semoga aku menemukan penjawab seruanku

أَنَا الْعَبْدُ السَّقِيمُ مِنْ الْخَطَايَا ***** وَقَدْ أَقْبَلْتُ أَلْتَمِسُ الطَّبِيبَا
Aku adalah hamba yang sakit menderita karena dosa-dosa…

aku telah datang mencari tabib…ٍSungguh

أَنَا الْعَبْدُ الشَّرِيدُ ظَلَمْتُ نَفْسِي ***** وَقَدْ وَافَيْتُ بَابَكُمْ مُنِيبَا
Aku adalah hamba yang tersesat, aku telah menzolimi diriku…

Sungguh aku telah kembali berada di pintuMu bertaubat

أَنَا الْمُضْطَرُّ أَرْجُو مِنْكَ عَفْوًا ***** وَمَنْ يَرْجُو رِضَاكَ فَلَنْ يَخِيبَا
Aku adalah orang yang terpuruk mengharapkan ampunanMu

Siapa yang mengharapkan ridhoMu maka ia tidak akan kecewa

فَيَا أَسَفَى عَلَى عُمُرٍ تَقَضَّى ***** وَلَمْ أَكْسِبْ بِهِ إلَّا الذُّنُوبَا

Sungguh aku menyesal dengan usiaku yang telah lewat

Aku tidak mengisinya kecuali dengan dosa-dosa

وَأَحْذَرُ أَنْ يُعَاجِلَنِي مَمَاتٌ ***** يُحَيِّرُ هَوْلُ مَصْرَعِهِ اللَّبِيبَا
Aku takut kematian mendahuluiku (sebelum bertaubat)

Orang yang berakal akan terperanjat kebingungan menghadapi dahsyat serangannya

وَيَا حُزْنَاهُ مِنْ نَشْرِي وَحَشْرِي ***** بِيَوْمٍ يَجْعَلُ الْوِلْدَانَ شِيبَا
Sungguh sangat menyedihkan jika aku dibangkitkan dan dikumpulkan

Pada hari (kiamat)…hari yang menjadikan anak-anak beruban

تَفَطَّرَتِ السَّمَاءُ بِهِ وَمَارَتْ ***** وَأَصْبَحَتِ الْجِبَالُ بِهِ كَثِيبَا
Langit terbelah dan tergoncang…

Jadilah gunung-gunung berterbangan…

إذَا مَا قُمْتُ حَيْرَانًا ظَمِيئَا ***** حَسِيرَ الطَّرْفِ عُرْيَانًا سَلِيبَا
Tatkala aku dibangkitkan dalam keadaan bingung penuh dahaga…

Menundukkan pandangan…telanjang…tidak membawa apapun

وَيَا خَجَلَاهُ مِنْ قُبْحِ اكْتِسَابِي ***** إذَا مَا أَبْدَتْ الصُّحُفُ الْعُيُوبَا
Sungguh memalukan akibat buruknya perbuatanku…

Tatkala lembaran-lembaran catatan amal mengumbar aib-aibku

وَذِلَّةِ مَوْقِفٍ وَحِسَابِ عَدْلٍ ***** أَكُونُ بِهِ عَلَى نَفْسِي حَسِيبَا
Kondisi yang sangat menghinakan…serta perhitungan yang adil

Akupun mengetahui hisab diriku tatkala itu

وَيَا حَذَرَاهُ مِنْ نَارٍ تَلَظَّى ***** إذَا زَفَرَتْ وَأَقْلَقَتِ الْقُلُوبَا
Sungguh berhati-hatilah dengan neraka yang menyala-nyala

Tatkala terdengar suara teriakan siksaan dan hati-hati pun bergejolak

تَكَادُ إذَا بَدَتْ تَنْشَقُّ غَيْظًا ***** عَلَى مَنْ كَانَ ظَلَّامًا مُرِيبَا
Hampir-hampir saja neraka menampakkan kemurkaannya

Kepada orang yang zolim dan ragu (*akan hari akhirat)

فَيَا مَنْ مَدَّ فِي كَسْبِ الْخَطَايَا ***** خُطَاهُ أَمَا أَنَى لَكَ أَنْ تَتُوبَا
Wahai yang terus melangkahkan kakinya untuk melakukan dosa…

Kapankah engkau akan bertaubat??

أَلَا فَاقْلِعْ وَتُبْ وَاجْهَدْ فَإِنَّا ***** رَأَيْنَا كُلَّ مُجْتَهِدٍ مُصِيبَا
Hendaknya engkau berhenti dari dosa-dosamu dan bertaubatlah…

Bersungguh-sungguhlah, kita melihat setiap yang bersungguh-sungguh mendapat kebenaran

وَكُنْ لِلصَّالِحِينَ أَخًا وَخِلًّا ***** وَكُنْ فِي هَذِهِ الدُّنْيَا غَرِيبَا
Bersaudaralah dan bersahabatlah dengan orang-orang sholeh

Jadilah engkau di dunia ini seperti orang yang asing

وَكُنْ عَنْ كُلِّ فَاحِشَةٍ جَبَانًا ***** وَكُنْ فِي الْخَيْرِ مِقْدَامًا نَجِيبَا
Jadilah engkau pengecut lari dari segala perbuatan keji

Dan jadilah engkau orang yang bersegera maju dan hebat dalam kebajikan

وَلَاحِظْ زِينَةَ الدُّنْيَا بِبُغْضٍ ***** تَكُنْ عَبْدًا إلَى الْمَوْلَى حَبِيبَا
Pandangilah perhiasan dunia dengan kebencian

Niscaya engkau akan menjadi hamba Allah yang dicintai

فَمَنْ يَخْبُرْ زَخَارِفَهَا يَجِدْهَا ***** مُخَالِبَةً لِطَالِبِهَا خَلُوبَا
Barang siapa yang mencoba perhiasan dunia…

Maka ia akan mendapatinya sangat memikat akan tetapi sangat menipu

وَغُضَّ عَنْ الْمَحَارِمِ مِنْك طَرْفًا ***** طَمُوحًا يَفْتِنُ الرَّجُلَ الْأَرِيبَا
Hendaknya engkau menundukkan lirikanmu dari perkara yang haram

Godaan yang memfitnah lelaki yang cerdas

فَخَائِنَةُ الْعُيُونِ كَأُسْدِ غَابٍ ***** إذَا مَا أُهْمِلَتْ وَثَبَتْ وُثُوبَا
Sungguh lirikan mata yang berkhianat ibarat singa hutan

Kapan saja engkau lalai maka ia akan benar-benar menerkam

وَمَنْ يَغْضُضْ فُضُولَ الطَّرْفِ عَنْهَا ***** يَجِدْ فِي قَلْبِهِ رَوْحًا وَطِيبَا
Siapa yang menundukkan pandangannya darinya

Maka ia akan mendapatkan keharuman dalam hatinya

وَلَا تُطْلِقْ لِسَانَكَ فِي كَلَامٍ ***** يَجُرُّ عَلَيْكَ أَحْقَادًا وَحُوبَا
Janganlah engkau melepas lisanmu untuk mengucapkan…

perkataan yang menjerumuskan engkau pada kedengkian dan dosa

وَلَا يَبْرَحْ لِسَانُكَ كُلَّ وَقْتٍ ***** بِذِكْرِ اللَّهِ رَيَّانًا رَطِيبَا
Hendaknya lisanmu senantiasa basah untuk berzikir kepada Allah

وَصَلِّ إذَا الدُّجَى أَرْخَى سُدُولًا ***** وَلَا تَضْجَرْ بِهِ وَتَكُنْ هَيُوبَا
Sholatlah tatkala di larut malam

Dan janganlah engkau bosan akan tetapi semangatlah

تَجِدْ أُنْسًا إذَا أُوعِيتَ قَبْرًا ***** وَفَارَقْتَ الْمُعَاشِرَ وَالنَّسِيبَا
Engkau akan mendapati sholat malammu sebagai penghiburmu

Tatkala engkau dimasukkan kuburan dan berpisah dengan kerabat dan keluarga

وَصُمْ مَا اسْتَطَعْت تَجِدْهُ رِيًّا ***** إذَا مَا قُمْتَ ظَمْآنًا سَغِيبَا
Berpuasalah semampumu, engkau akan mendapatinya sebagai penghilang dahagamu tatkala engkau dibangkitkan dalam keadaan kehausan dan kelaparan

وَكُنْ مُتَصَدِّقًا سِرًّا وَجَهْرًا ***** وَلَا تَبْخَلْ وَكُنْ سَمْحًا وَهُوبَا
Bersedekahlah engkau baik nampak maupun diam-diam

Janganlah pelit, akan tetapi dermawanlah dan seringlah memberi

تَجِدْ مَا قَدَّمَتْهُ يَدَاكَ ظِلًّا ***** إذَا مَا اشْتَدَّ بِالنَّاسِ الْكُرُوبَا
Niscaya engkau akan mendapat kebajikan yang kau lakukan…

Sebagai naungan bagimu di hari seluruh manusia dalam keadaan genting penuh kesulitan

وَكُنْ حَسَنَ السَّجَايَا ذَا حَيَاءٍ ***** طَلِيقَ الْوَجْهِ لَا شَكِسًا غَضُوبَا
Jadilah engkau orang yang berperangai baik lagi pemalu…

Penebar senyum dan bukan pemarah lagi berperangai buruk

TANGISAN NABI shallallahu 'alahi wa sallam

Hati terasa keras…

Nasehat sudah sering terdengar…. lantunan ayat…sentuhan sabda-sabda Nabi…petuah-petuah para ulama….akan tetapi…??

Kenapa bisa demikian…?? Akankah hati telah kaku karena telah tenggelam dalam kilauan kemaksiatan…terlena dalam gemerlap dunia…??
Akankah mata ini mengalirkan tangisannya…jika hati telah keras membatu..?
Hati mencari kekhusyu'an dalam sholat…akan tetapi kekhusyuan lari menjauh seakan-akan memusuhi hati


Diantara prinsip aqidah Ahlus Sunnah wal Jam'ah adalah naik turunnya keimanan seseorang, naik karena ketaatan, dan turun karena kemaksiatan. Karenanya hendaknya seorang muslim memperhatikan imannya, jika ia merasa turunnya keimanannya maka hendaknya ia berusaha untuk memperbaruinya. Karena turunnya iman mempengaruhi kondisi hati, semakin turun keimanan semakin keraslah hati, dan semakin sulit tersentuh dan terpengaruh dengan ayat-ayat Al-Quraan maupun nasehat-nasehat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda

إنّ الإِيمانَ لَيَخْلَقُ في جَوْفِ أحدِكُمْ كما يَخْلَقُ الثَّوْبُ فاسْأَلُوا اللَّهَ تعالى أن يُجَدِّدَ الإِيمانَ في قُلُوبِكُمْ
"Sesungguhnya iman akan usang di dalam tubuh kalian sebagaimana usangnya baju, maka hendaknya kalian memohon kepada Allah agar Allah memperbarui keimanan dalam hati-hati kalian" (HR Al-Haakim no 5 dan dihasankan oleh Al-Haitsami dalam Maj'ma' Az-Zawaaid 1/212 dan dishahihkan oleh Al-Albani dalam As-Shahihah no 1585)

Karenanya terkadang cahaya hati seorang mukmin diliputi oleh kabut kemaksiatan. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

مَا مِنَ الْقُلُوْبِ قَلْبٌ إِلاَّ وَلَهُ سَحَابَةٌ كَسَحَابَةِ الْقَمَرِ ، بَيْنَا الْقَمَرِ مُضِيْءٌ إِذْ عَلَتْهُ سَحَابَةٌ فَأَظْلَمَ ، إِذْ تَجَلَّتْ عَنْهُ فَأَضَاءَ

"Tidak ada satu hatipun kecuali ada semacam awan sebagaimana awan yang menutupi rembulan. Tatkala rembulan sedang bersinar tiba-tiba ada segumpal awan yang menutupinya hingga menjadi gelap. Jika telah pergi meninggalkan rembulan maka (kembali) bersinar" (Diriwayatkan oleh Abu Nu'aim di Al-Hilyah 2/196 dan dihasankan oleh Al-Albani no 2268)

Terkadang segumpal awan datang dan menutupi cahaya rembulan, akan tetapi setelah beberapa waktu maka pergilah gumpalan awan tersebut dan jadilah rembulan bersinar kembali di langit. Demikian pula dengan hati seorang mukmin, terkadang cahayanya tertutup dengan kabut kemaksiatan, akan tetapi jika ia berusaha untuk meningkatkan keimanannya dengan meminta pertolongan kepada Allah maka akan pergilah kabut kemaksiatan tersebut dan kembalilah hatinya bercahaya.

Yang jadi permasalahan jika hati tidak menyadarinya, atau bahkan menyadarinya akan tetapi membiarkan dirinya berlezat-lezatan dengan kemaksiatan dan dosa sehingga membiarkan kabut kemaksiatan tersebut bertumpuk-tumpuk…jadilah hati menjadi kaku dan keras…

Diantara perkara yang bisa melembutkan hati yang telah terlanjur keras membatu adalah menangis….merenungkan akhirat untuk menangis…


TANGISAN NABI DALAM SHOLAT

Dari 'Atoo beliau berkata, "Aku dan 'Ubaid bin 'Umair menemui Aisyah, maka 'Asiyah berkata kepada 'Ubaid bin 'Umair,

قَدْ آنَ لَكَ أَنْ تَزُورَنَا؟

"Sudah saatnya sekarang engkau mengunjungi kami?"

Maka 'Ubaid bin 'Ubair menjawab,

أَقُولُ يَا أُمَّهْ كَمَا قَالَ الْأَوَّلُ: زُرْ غِبًّا تَزْدَدْ حُبًّا

"Wahai ibuku…, aku berkata sebagaimana perkataan orang-orang terdahulu "Jarangkanlah menunjungi maka niscaya akan menambah kecintaanmu !"

Aisyah berkata,

دَعُونَا مِنْ رَطَانَتِكُمْ هَذِهِ

"Tinggalkan bahasa asingmu (*pepatah) itu"

'Ubaid bin 'Umair berkata,

أَخْبِرِينَا بِأَعْجَبِ شَيْءٍ رَأَيْتِهِ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ،

"Kabarkanlah kepada kami tentang sesuatu yang paling menakjubkan yang pernah engkau lihat dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam?"

Aisyah pun terdiam, kemudian ia berkata,

لَمَّا كَانَ لَيْلَةٌ مِنَ اللَّيَالِي، قَالَ: «يَا عَائِشَةُ ذَرِينِي أَتَعَبَّدُ اللَّيْلَةَ لِرَبِّي» قُلْتُ: وَاللَّهِ إِنِّي لَأُحِبُّ قُرْبَكَ، وَأُحِبُّ مَا سَرَّكَ، قَالَتْ: فَقَامَ فَتَطَهَّرَ، ثُمَّ قَامَ يُصَلِّي، قَالَتْ: فَلَمْ يَزَلْ يَبْكِي حَتَّى بَلَّ حِجْرَهُ، قَالَتْ: ثُمَّ بَكَى فَلَمْ يَزَلْ يَبْكِي حَتَّى بَلَّ لِحْيَتَهُ، قَالَتْ: ثُمَّ بَكَى فَلَمْ يَزَلْ يَبْكِي حَتَّى بَلَّ الْأَرْضَ، فَجَاءَ بِلَالٌ يُؤْذِنُهُ بِالصَّلَاةِ، فَلَمَّا رَآهُ يَبْكِي، قَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، لِمَ تَبْكِي وَقَدْ غَفَرَ اللَّهُ لَكَ مَا تَقَدَّمَ وَمَا تَأَخَّرَ؟، قَالَ: «أَفَلَا أَكُونُ عَبْدًا شَكُورًا، لَقَدْ نَزَلَتْ عَلَيَّ اللَّيْلَةَ آيَةٌ، وَيْلٌ لِمَنْ قَرَأَهَا وَلَمْ يَتَفَكَّرْ فِيهَا {إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ ... }» الْآيَةَ كُلَّهَا [آل عمران: 190]. [5: 47]

"Di suatu malam Rasulullah berkata kepadaku, "Wahai Aisyah…, biarkanlah aku beribadah kepada Robku mala mini" Aku berkata, "Demi Allah, sungguh aku sangat suka berdekatan denganmu, (akan tetapi) aku suka apa-apa yang membuatmu senang" Maka Nabipun berdiri dan bersuci lalu beliau sholat. Maka beliau terus menangis hingga tangisan beliau membasahi pangkuan beliau (*tatkala duduk)…, kemudian beliau terus menangis hingga membasahi janggut beliau.., kemudian beliau terus menangis hingga membasahi lantai. Lalu datang Bilal mengumandangkan adzan sholat subuh. Tatkala Bilal melihat Nabi menangis maka Bilalpun berkata, "Wahai Rasulullah, kenapa engkau menangis?, padahal Allah telah mengampuni dosa-dosamu yang telah lalu maupun yang akan datang?".
Nabi berkata,

«أَفَلَا أَكُونُ عَبْدًا شَكُورًا، لَقَدْ نَزَلَتْ عَلَيَّ اللَّيْلَةَ آيَةٌ، وَيْلٌ لِمَنْ قَرَأَهَا وَلَمْ يَتَفَكَّرْ فِيهَا
"Tidakkah aku tidak menjadi hamba yang bersyukur?, sungguh telah turun kepadaku malam ini sebuah ayat, celaka orang yang membacanya dan tidak merenungkannya"

إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَاخْتِلافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لآيَاتٍ لأولِي الألْبَابِ
"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal…." (QS Ali Imron : 190 dst) (HR Ibnu Hibbaan dalam shahihnya no 620, dishahihkan oleh Al-Albani dalam As-Shahihah no 68 dan juga oleh Syu'aib Al-Arnauuth)

Lihatlah…bagaimana kondisi Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tatkala berdiri di hadapan Allah dengan melantunkan ayat-ayat Al-Qur'an. Sebuah ayat membuat beliau menangis…menangis… dan menangis…. hingga tangisan beliau membasahi lantai…, beliau menangis hingga terbit fajar. Padahal beliau telah diampuni dosa-dosa beliau baik yang telah lalu maupun yang akan datang…bahkan telah dijamin masuk surga…akan tetapi demikianlah hati beliau bersama Al-Quran.

Lantas…bagaimana dengan kita …yang tidak tahu apakah dosa-dosa kita yang bertumpuk-tumpuk diampuni atau tidak??

Abdullah bin Asy-Syikkhiir radhiallahu 'anhu berkata

رَأَيْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي بِنَا وَفِي صَدْرِهِ أَزِيْزٌ كَأَزِيْزِ الْمِرْجَلِ مِنَ الْبُكَاءِ

"Aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengimami kami dan di dada beliau ada suara sebagaimana suara air yang sedang mendidih karena tangisan" (HR Abu Dawud no 904, At-Thirmidzi di Syamaail no 321, dan An-Nasaai no 1214. Ibnu Hajar menyatakan bahwa isnadnya kuat (Fathul Baari 2/206) dan dishahihkan oleh Al-Albani

Dalam hadits yang lain Rasulullah bersabda:

شَيَّبَتْنِي هُوْدٌ و ( الْوَاقِعَة ) وَ(الْمُرْسَلاَت ) وَ(عَمَّ يَتَسَاءَلُوْنَ) وَ(إِذَا الشَّمْسُ كُوِّرَتْ)
"Surat Huud, surat Al-Waqi'ah, surat Al-Mursalaat, surat 'An-Naba, dan surat Kuwwirot telah memutihkan rambutku" (HR At-Thirmidzi 3297 dan dishahihkan oleh Al-Albani dalam As-Shahihah no 955)

Sungguh surat-surat yang dibaca oleh Nabi ini telah memutihkan rambut Nabi sebelum waktunya. Pengaruh isi dari surat-surat tersebut bukan hanya mempengaruhi hati Nabi saja, bahkan mempengaruhi jasad belia…rambut beliau.

Demikian pula para sahabat tatkala sholat nampak pengaruh al-Qur'an yang mereka lantunkan.

Lihatlah bagaimanakah Abu Bakar yang jika sholat beliau tidak bisa menahan air mata beliau.

Aisyah berkata :

لمَاَّ دَخَلَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَيْتِي قَالَ : مُرُوا أَبَا بَكْرٍ فَلْيُصَلَِّ بِالنَّاسِ،

Tatkala Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam masuk ke rumahku (*yaitu tatkala sakit yang menyebabkan beliau meninggal), ia berkata : "Perintahlah Abu Bakar agar menjadi imam sholat orang-orang"

Maka Aisyah berkata,

يَا رَسُوْلَ اللهِ إِنَّ أَبَا بَكْرٍ رَجُلٌ رَقِيْقٌ إِذَا قَرَأَ الْقُرْآنَ لاَ يَمْلِكُ دَمْعَهُ فَلَوْ أَمَرْتَ غَيْرَ أَبِي بَكْرٍ

"Wahai Rasulullah, sesungguhnya Abu Bakar adalah seorang yang lembut, jika ia membaca AL-Qur'an maka ia tidak bisa menahan air matanya. Kalau seandainya engku memerintahkan selain Abu Bakar untuk menjadi imam…." (HR Al-Bukhari no 664 dan Muslim no 417).

Dalam riwayat yang lain Aisyah berkata:

إِنَّ أَبَا بَكْرٍ إِذَا قَامَ فِي مَقَامِكَ لَمْ يَسْمَعِ النَّاسُ مِنَ الْبُكَاءِ

"Sesungguhnya kalau Abu Bakar berada di posisimu (*menggantikanmu sebagai imam) maka para makmum tidak bisa mendengar bacaannya karena tangisannya" (HR Al-Bukhari no 7303)

Demikian pula Umar bin Al-Khottoob, Al-Hasan berkata,

أَنَّ عُمَرَ قَرَأَ: { إِنَّ عَذَابَ رَبِّكَ لَوَاقِعٌ مَا لَهُ مِنْ دَافِعٍ }، فَرَبَا لَهَا رَبْوَةً عِيْدَ مِنْهَا عِشْرِيْنَ يَوْمًا

"Umar bin Al-Khottoob pernah membaca firman Allah "Sesungguhnya azab Tuhanmu pasti terjadi, tidak seorangpun yang dapat menolaknya" (QS At-Thuur :7-8), maka beliaupun sesak nafas hingga akhirnya beliau dibesuk karenanya selama 20 hari" (Diriwayatkan oleh Ibnu Katsiir dengan sanadnya di Tafsirnya, pada tafsir ayat ini)

'Ubaid bin 'Umair berkata,

صَلَّى بِنَا عُمَرُ صَلاَةَ الْفَجْرِ فَقَرَأَ سُوْرَةَ يُوْسُفَ حَتَّى إِذَا بَلَغَ : ( وَابْيَضَّتْ عَيْنَاهُ مِنَ الْحُزْنِ فَهُوَ كَظِيمٌ ) [ يوسف : 84 ] بَكَى حَتَّى انْقَطَعَ فَرَكَعَ

"Umar bin Al-Khottoob mengimami kami sholat subuh, lalu ia membaca surat Yusuf hingga akhirnya sampai pada ayat "Dan kedua mata Ya'qub menjadi putih karena Kesedihan dan Dia adalah seorang yang menahan amarahnya (terhadap anak-anaknya)" (QS Yusuf : 84), maka Umarpun menangis hingga tidak mampu melanjutkan bacaannya lalu iapun ruku" (Syarah Shahih Al-Bukhaari karya Ibnu Batthool 10/281)

Abdullah bin Syaddaad berkata:

سَمِعْتُ نَشِيْجَ عُمَرَ وَأَنَا فِي آخِرِ الصُّفُوْفِ يَقْرَأُ {إِنَّمَا أَشْكُو بَثِّي وَحُزْنِي إِلَى اللهِ}

"Aku mendengar isakan tangisan Umar, padahal aku berada di saf yang paling terakhir, Umar membaca ayat: "Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku" (QS Yusuf : 86)"

(Atsar ini mu'alaaq disebutkan oleh Al-Bukhari dalam shahihnya 1/144 sebelum hadits no 716 pada bab إِذَا بَكَى الإِمَامُ فِي الصَّلاَةِ "Jika Imam menangis dalam sholat", Dan Ibnu Hajar telah menjelaskan dalam fathul bari 2/206 bahwasanya atsar ini telah disambung oleh Sa'iid bin Manshuur, dan sholat Umar tersebut adalah sholat subuh)